Jenangbledeg - 5 musim bermain di kasta terbawah, 5 musim yang selalu berakhir dengan rasa kecewa, 5 musim yang berujung patah dan sakit hati, 5 musim itu pula selalu gagal memenuhi ambisi untuk kembali naik kasta.
Lantas apa yang salah?
Satu hal harus kita mengerti, sesungguhnya rasa kecewa dan sakit hati itu muncul karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi terhadap tim ini, setiap tahun kita selalu menuntut tim ini untuk naik kasta, kembali ke LIGA 2 ke tempat semula tim ini berlaga. Namun fakta yang harus kita pahami bahwasanya liga kasta kedua yang pernah kita tempati dulu berbeda dengan yang sekarang, LIGA 2 sekarang telah dihuni tim besar nan profesional. Bertabur uang, sponsor, pelatih serta pemain besar. Lantas apakah kita akan mampu bersaing dengan segala keadaan dan keterbatasan kita? apa mau hanya jadi tim ampas di LIGA 2 dan cuma numpang lewat?
Jika ada yang harus disalahkan dalam keadaan ini, sesungguhnya kita lah yang salah. Barangkali kita salah dalam meminta, kita salah dalam menuntut. Lima musim dijalani kita selalu menuntut naik kasta dan hanya berujung derita.
Mulai sekarang coba berfikir lebih luas, rubah tuntutan kita, sesungguhnya kita tak butuh hanya sekedar naik kasta. Yang kita butuhkan adalah manajemen profesional, manajemen yang sehat, bersih, paham bola, independen dan kalau perlu biarlah dikelola oleh swasta dengan membentuk perusahaan yang jelas, punya plan yang jelas agar bisa membentuk pondasi yang kuat untuk tim ini. Kita butuh sosok penggebrak itu.
Jangan malu belajar ke tim tetangga Persijap Jepara yang lebih dulu bisa membentuk manajemen yang profesional. Bahkan jika boleh jujur dibandingkan Persipa Pati saja kita masih kalah pro. Lihat bus Persipa, meski sederhana tapi dipenuhi sponsor lokal dan manejemen mereka transparant terhadap nilai sponsorship maupun pendapatan & pengeluaran tim. Persijap kembali berkembang karna sosok bos air minum Oasis, Persipa kian profesional berkat sosok bos Safin.
Kini giliran Persiku harus bisa menemukan sosok penggebrak itu. Jika ditanya, semua orang pasti tertuju pada satu nama yaitu big bos Djarum Michael Bambang Hartono. Banyak pecinta sepak bola Kudus berharap besar pada beliau.
Djarum sendiri tak asing dengan sepak bola bahkan PSSI. Pernah jadi sponsor liga tertinggi di Indonesia sejak tahun 2005-2011. Bahkan saat ini juga menjadi sponsor utama liga 3 Jawa Barat, elite pro (liga U-16) sponsor utama program Garuda Select, serta menjadi penyumbang Bus untuk operasional Timnas Indonesia. Berkaca pada kedekatan antara PSSI dan Djarum rasanya tim Persiku tak akan menjadi tim pesakitan dan sering terdzolimi seperti sekarang.
Kini saatnya kita satukan energi, satukan semangat. berhenti menuntut sekedar naik kasta. Mari kita bersatu desak para stakeholder sepakbola kudus baik itu Plt Bupati, PSSI ASKAB Kudus, KONI Kudus, dan semua elemen yang punya kepentingan di sepak bola Kudus untuk membentuk manajemen yang profesional, jauh dari lingkaran dan belenggu perserikatan. Tim ini punya potensi yang sangat besar. Jangan biarkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengubur potensi itu.
Sekian tulisan saya
Meski sangat panjang, besar harapan saya kalian dapat sepaham.
By: Dwi Noviyanto
Editor: Andre Kurniawan
BERHENTI MENUNTUT SEKADAR NAIK KASTA
Reviewed by jenang bledeg
on
Februari 15, 2020
Rating:
