By : Andre Kurniawan
Jenangbledeg - Bagi masyarakat Kudus saat ini, Lapangan Merdeka tak ubahnya hanya sebuah lapangan sepakbola biasa. Seperti lapangan bola desa pada umumnya, tidak ada yang istimewa dari lapangan yang terletak dikelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota ini. Lapangan berdebu dengan permukaan tanah yang bergelombang, rumput yang ala kadarnya dan tiang gawang yang sedikit berkarat. Banyak pula didapati jejak roda kendaraan karena beberapa sisi lapangan juga menjadi akses jalan warga sekitar. Bila musim penghujan tiba lapangan berubah menjadi becek dan berlumpur.
Namun siapa sangka, Lapangan Merdeka ini ternyata pernah menjadi homebase kesebelasan Persiku Kudus di era awal tahun 80-an. Dibeberapa kali kesempatan, Persiku menggunakan Lapangan Merdeka untuk kegiatan latihan dan bertanding. Lapangan Merdeka menjadi opsi terbaik bagi Persiku Kudus dalam menjalani laga home baik laga resmi maupun laga uji coba. Hal tersebut cukup beralasan, disamping letaknya yang strategis berada ditengah kota, Stadion Wergu Wetan saat itu juga masih dalam tahap pembangunan, sehingga belum dapat dipergunakan.
Salah satu pertandingan besar
yang diselenggarakan di lapangan ini adalah saat Persiku Kudus menjamu tamunya
PSIM Jogja pada lanjutan kompetisi Perserikatan inter rayon V tahun 1982. Masyarakat
Kudus saat itu biasa menyebutnya dengan istilah Bal Gedhen. Bal
Gedhen dapat diartikan sebagai laga besar, laga bergengsi ataupun laga Big Match.
Karena bertajuk Bal Gedhen,
Lapangan Merdeka saat itu cukup ramai dipadati pecinta sepakbola Kudus. Berdasarkan
catatan arsip Suara Merdeka, kurang lebih 4000 pasang mata memadati lapangan Merdeka
saat itu. Masyarakat rela bedesak-desakan di tepi lapangan demi menyaksikan tim
kesayanganya bertanding.
Kini Lapangan Merdeka sudah
terkepung oleh padatnya pemukiman dan bangunan-bangunan permanen lainnya. Terdapat
bench pemain yang reot dan berkarat dengan background tembok yang penuh dengan vandalisme.
Lapangan Merdeka di era kekinian masih terpantau berfungsi sebagai tempat berlatih dan bermain bola masyarakat setempat. Sebelum
pandemi, lapangan ini juga sering dimanfaatkan oleh siswa-siswi sekolah sekitar
untuk kegiatan pembelajaran olahraga. Sering pula dijadikan sebagai tempat
kegiatan panggung hiburan bagi masyarakat.
