PERSIKU VS PERSITEMA 2013: FREE TIKET, FREE GAME



Jenangbledeg – Beberapa waktu yang lalu muncul postingan nostalgia dari akun official Persiku Kudus di berbagai platform sosial media. Postingan dengan gambar lawas yang epic dan menarik beserta caption yang cukup informatif. Sangat cocok untuk dinikmati pecinta sepakbola Kudus sebagai obat rindu cerita di masa lalu. Menariknya, di akhir paragraf pada caption menyebutkan bahwa pertandingan antara Persiku Kudus melawan Persitema Temanggung tahun 2013 menghadirkan sesuatu yang unik, yakni adanya kebijakan tiket gratis untuk kali pertama. Kabar yang berhembus saat itu, semua tiket di pertandingan tersebut diborong oleh Bupati. Kebetulan pertandingan sore itu juga disaksikan langsung oleh Bupati Kudus saat itu, Musthofa Wardoyo.

Memang yang menarik dalam laga sore itu bukan berasal dari dalam pertandingan, melainkan diluar pertandingan. Para calon penonton kala itu “dihebohkan” dengan adanya informasi tiket pertandingan yang digratiskan. Informasi tiket gratis sebelumnya juga sudah tersiar di berbagai sosial media. Tiket gelang dibagi-bagikan secara cuma-cuma oleh beberapa orang di loket-loket stadion dan di area sekitaran stadion. Tentu saja hal tersebut menjadi kabar gembira bagi sebagian calon penonton khususnya calon penonton dari kalangan menegah kebawah. Tiket gratis tentunya bisa menghemat pengeluaran mereka.

Sebelum berbicara lebih jauh soal tiket, mari sejenak kita menengok situasi persepakbolaan di sekitaran tahun-tahun tersebut. musim Musim kompetisi 2012/2013 masih menjadi musim yang berliku bagi Persiku, dimana persiku masih harus berjuang untuk hidup tanpa APBD. Di musim itu pula kompetisi di Indonesia masih terpecah menjadi 2 kubu, ISL dan IPL.  Disisi lain, tahun 2013 merupakan tahun politik di Kabupaten Kudus. Tahun dimana masyarakat Kudus  akan melaksanakan pesta demokrasi pemilihan kepala Daerah periode 2013-2018. Bupati Musthofa yang saat itu juga hadir di stadion kebetulan akan bertarung di pemilihan tersebut sebagai incumbent. Potensi Persiku untuk terbawa arus ke ranah politik sangatlah besar.

Kebijakan Bupati Kudus yang tiba-tiba menggratiskan tiket pertandingan tentu saja menimbulkan berbagai macam spekulasi. Apa sebenarnya yang mendasari kebijakan yang terkesan mendadak ini? dan apa tujuannya?. Bila mengutip dari portal berita online antaranews, “kebijakan itu (tiket gratis) merupakan bentuk pertisipasi Bupati Kudus untuk mendukung pengembangan sepak bola di Kota Kudus. Selain itu, bupati juga ingin memberikan hiburan kepada masyarakat tanpa membebani masyarakat.” Lantas, apakah ini menjadi kebijakan yang positif bagi persepakbolaan Kudus?

Bila menengok ke kota lain, beberapa tim justru mulai melaksanakan edukasi secara masif kepada pendukungnya mengenai slogan no ticket no game. Diharapkan, dengan penerapan budaya baru berupa no ticket no game klub dapat memaksimalkan pemasukan dan menyelamatkan tim dari kehancuran pasca lepas dari APBD. Katakanlah seperti PSS Sleman di musim 2013 yang memanfaatkan jersey sebagai media kampanye, lalu disusul PSIS Semarang di musim selanjutnya. Slogan no ticket no game di tempel secara gamblang di jersey dan papan sponsor mereka.

source: Kaskus
Berbanding terbalik dengan Sleman dan Semarang. Disaat tim dikota itu berjuang untuk membasmi kebocoran tiket dan budaya menerobos stadion, di Kudus, para penonton malah dibebaskan untuk masuk ke dalam arena pertandingan. Kebijakan yang sangat bertolak belakang dengan campaign no ticket no game di kota-kota lain. Selain itu, banyak pihak tentu sangat pempertanyakan mengenai dasar dan manfaat dari kebijakan tersebut, mengingat Persiku saat itu berada di kompetisi professional berskala nasional.

Kompetisi professional secara teori merupakan kompetisi yang diselenggarakan dengan mengusung asas-asas professionalitas, salah satunya dengan menerapkan tiket masuk bagi penonton yang ingin menonton pertandingan. Lalu mengapa kompetisi professional digratiskan? Lebih anehnya lagi kebijakan ini dilaksanakan justru di kala Persiku berstatus sebagai tim profesional. Padahal sewaktu Persiku berkompetisi di tingkat amatir yang masih menyusu APBD, sangat jarang pihak terkait melakukan kebijakan tiket gratis.

Walaupun secara distribusi & pengelolaan belum sepenuhnya transparan, sebagai tim yang saat itu berstatus professional, seharusnya Persiku bisa memaksimalkan pemasukan dari sektor tiket. Beda halnya Ketika Persiku berada di kompetisi amatir, dimana seluruh pembiayaannya sudah di back up oleh dana APBD yang mencukupi. Bilamana tiket pertandingan liga amatir digratiskan mungkin saja menjadi hal yang lumrah mengingat sepakbola yang didanai APBD merupakan hiburan yang berasas dari rakyat dan untuk rakyat.

Sekali lagi, sangat membingungkan sebenarnya dengan fenomena tiket gratis ini tim akan dibawa kearah profesional atau kearah amatir? Secara tidak langsung dengan kebijakan tiket gratis ini tentu saja membuka aib sendiri bagi Persiku bahwa tim ini belum memiliki visi yang jelas. Jangankan menuju kearah professional, tim ini justru mundur jauh kebelakang. Betapa tidak? Pertandingan Persiku vs Persitema tak berbeda jauh dengan pertandingan sepakbola antar kampung dimana penonton bebas keluar masuk arena sesuka hati.

by: Andre Kurniawan

PERSIKU VS PERSITEMA 2013: FREE TIKET, FREE GAME PERSIKU VS PERSITEMA 2013: FREE TIKET, FREE GAME Reviewed by jenang bledeg on Mei 30, 2020 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.