USAI KALAHKAN TUAN RUMAH, PEMAIN & FANS PERSIKU PERNAH DIKEPUNG DI STADION INI

By: Andre  Kurniawan



Jenangbledeg - Beberapa waktu yang lalu, Jenangbledeg berkesempatan mengunjungi salah satu stadion di Provinsi Jawa Barat tepatnya Kabupaten Ciamis. Kabupaten Ciamis memiliki Stadion representatif bernama stadion Galuh markas dari tim PSGC Ciamis.  Walaupun tidak terlalu besar, stadion Galuh memiliki rumput yang cukup bagus dan terawat . Bahkan di saat libur kompetisi seperti ini sekalipun rumput stadion Galuh masih tetap dirawat oleh pengelola. Karena kualitasnya itulah menjadikan stadion ini sebagai tempat rujukan beberapa pengelola stadion lain untuk studi banding.

Berkunjung ke stadion ini seolah mengingatkan kembali memori tahun 1993 saat Persiku Kudus melakoni laga tandang melawan PSGC. Sabtu, 6 November 1993, Persiku Kudus harus melakoni laga away ke Ciamis dalam lanjutan Divisi I Perserikatan grup Tengah I di stadion Galuh, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Laga ini sendiri menjadi laga krusial bagi kedua tim mengingat persaingan di grup Tengah I yang cukup sengit. Kemenangan menjadi harga mati kedua tim untuk menjaga asa lolos dari babak grup.

Persiku di kompetisi Divisi I Perserikatan 1993 berada satu grup bersama perserikatan lain asal Ciamis (PSGC), Jakarta Selatan (PSJS) dan perserikatan asal Jakarta Utara (Persitara). Kompetisi dijalankan menggunakan sistem penyisihan yang di bagi ke dalam beberapa grup. Dua tim teratas dari masing-masing grup akan langsung lolos ke babak 8 besar.

Belasan jam sebelum laga, di Kawasan GOR Wergu Wetan para fans Persiku tampak sedikit sumringah pasca Djarum bersedia untuk memfasilitasi perjalanan away mereka ke Ciamis dengan mengerahkan sejumlah bus milik perusahaan. Walau belum terkoordinasi dengan baik, para suporter dari penjuru kota kretek tampak antusias untuk mengawal tim yang akan bertandang ke Ciamis. Tidak hanya rombongan bus, terdapat beberapa rombongan fans yang berangkat ke Ciamis yang menggunakan kendaraan roda 4, baik mobil milik pribadi maupun rental. Fans pun bersiap melakukan perjalanan awayday 364 km dengan gegap gempita.

Hari Sabtu, beberapa saat menjelang laga, semua pemain beserta official tampak biasa-biasa saja, sama seperti laga-laga away sebelumnya. Hal yang mungkin membuat sedikit berbeda adalah dari segi mental. Para pemain datang ke Ciamis dengan membawa sikap optimis yang tinggi, karena di pertemuan pertama di laga home Persiku berhasil menjungkalkan PSGC. Disisi lain, Raihan kemenangan di laga kandang terakhir anak-anak Kudus atas PSJS Jakarta Selatan membuat semangat anak-anak Kota Kretek semakin berlipat ganda.

Gemuruh suara bising penonton seolah menyambut kedatangan para pemain beserta official Persiku Kudus di Stadion Galuh. Siang menjelang sore, stadion sudah penuh sesak oleh kedua kubu suporter baik suporter tuan rumah maupun tim tamu. Berbekal berbagai macam lantunan yel-yel, kedua suporter saling adu kreatifitas dan eksistensi di berbagai sudut tribun Stadion Galuh.

Di lapangan hijau, di menit-menit awal sebenarnya pertandingan berjalan normal dan enak untuk di tonton. Pertarungan kedua tim yang seharusnya enak untuk dinikmati berubah menjadi permainan yang brutal dan keras. Petugas keamanan di buat sibuk oleh beberapa pemain yang kerap bersitegang. Kepemimpinan buruk wasit Helmi asal Jakarta juga menjadi faktor yang membuat kedua tim tidak dapat memperagakan permainan cantik. Demikian pula aksi Heri Rafni Kotari (PSGC) dan kawan-kawan yang bermain brutal dan kasar, menjadikan para pemain Persiku menjadi bulan-bulanan pemukulan para pemain PSGC.

Sejak menit  pertama, Sabar dkk memperagakan permainan cepat dengan long passing yang merepotkan pertahanan Ciamis yang dikawal Tata Saptaji. Bambang Harsoyo nyaris menjebol gawang PSGC di menit-menit awal. Sayang bola masih lewat tipis ke sisi gawang. Malapetaka bagi Ciamis terjadi Ketika Bambang Harsoyo menusuk tajam lewat sayap kiri penjaga gawang Tata Saptaji dan kemudian setelah melewati beberapa pemain, bola diangkat keatas, sementara Wahadi dengan sigap menyongsong umpan matang tersebut. Skor 0-1 untuk Persiku.

Melihat tim yang dibela  yang tak kunjung membalas gol, penonton tuan rumah mulai gemas dengan sengaja melempari batu kepada kubu Persiku yang sempat membuat kacau pertandingan. Hujan batu pun tidak dapat terhindarkan. Permainan bahkan sempat terhenti selama 5 menit akibat keributan kecil yang terjadi menyusul ujung tombak Persiku Rahman Halin dipukul pemain PSGC Yoyo Muljiana.

Peluit panjang tanda akhir pertandingan semakin membuat amarah fans PSGC memuncak. Bahkan kericuhan mulai merembet ke luar lapangan hijau. Perkelahian antara pendukung Ciamis dan fans Persiku Kudus nyaris terjadi. Beruntung petugas keamanan cepat turun tangan. Meski demikian, salah satu kaca mobil fans Persiku pecah dilempar batu. Para pemain dan fans Persiku dikepung oleh pendukung Ciamis didalam stadion selama beberapa saat. Sabari dkk baru bisa lolos setelah lewat pintu samping stadion. Bis yang mengangkut penonton Persiku yang berasal dari Djarum terpaksa diamankan petugas dan dibawa ke kantor Kodim setempat. Sebuah kemenangan yang harus dibayar mahal oleh kubu Persiku yang bahkan tidak terbayangkan sebelumnya. Stadion Galuh menjadi salah satu stadion yang cukup memberikan kesan “mengerikan” dan sulit dilupakan oleh pemain beserta fans Persiku saat itu.

 

Referensi:

Suara Merdeka, 7 November 1993

 


USAI KALAHKAN TUAN RUMAH, PEMAIN & FANS PERSIKU PERNAH DIKEPUNG DI STADION INI USAI KALAHKAN TUAN RUMAH, PEMAIN & FANS PERSIKU PERNAH DIKEPUNG DI STADION INI Reviewed by Jenang Bledeg on Agustus 24, 2020 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.