Andre Kurniawan
![]() |
Stasiun Bojonegoro |
Jenangbledeg - Lawatan ke Bojonegoro menjadi lawatan paling mendadak. Dikarenakan
terlambatnya jadwal babak Play Off yang dirilis oleh PT LIB sebagai dampak dari insiden
di Sidoarjo. Seperti biasa, kereta api menjadi andalan untuk bertandang ke
Bojonegoro. Adanya stasiun kereta aktif di Bojonegoro menjadi alasan
Jenangbledeg nekat pergi ke Bojonegoro untuk liputan sepak bola.
Perjalanan dimulai dengan berkendara sepeda motor dari Kudus menuju ke Stasiun Poncol, Semarang. Demi menghindari air rob yang sedang melanda Sayung, dengan sangat terpaksa harus mencari jalur alternatif arah mranggen. Waktu tempuh pun bertambah, biasanya Kudus-Stasiun Poncol bisa ditempuh hanya dengan 1 jam saja, apabila melalui jalur alternatif bisa memakan waktu hingga dua jam.
Sesampainya di Stasiun Poncol, kereta Ambarawa Express sudah menunggu. Tiket Ambarawa Ekspress dengan rute Semarang-Bojonegoro dapat dibeli di Aplikasi KAI Acces dengan harga 95 ribu rupiah. Perjalanan dari Semarang menuju Bojonegoro menempuh waktu sekitar 3 jam.
![]() |
Kereta Api Ambarawa Express |
Setelah 3 jam duduk manis dan menikmati pemandangan jendela kereta, kereta Ambarawa Express tiba di Stasiun Bojonegoro. perjalanan dilanjutkan
dengan berjalan kaki untuk menuju ke penginapan untuk melakukan check in. Lokasi
penginapan tak jauh dari lokasi Stasiun. Penginapan bernama “Kopen Homestay” ini
sebelumnya sudah dipesan via aplikasi Traveloka dengan harga 147 ribu rupiah.
Setelah melakukan Check in, sekitar pukul 14.30 WIB kami
lalu bergegas menuju stadion Letjend Sudirman. Karena jaraknnya sedikit jauh, perjalanan
dari penginapan menuju stadion ditempuh menggunakan ojek online dengan tarif 12
ribu rupiah atau 24 ribu rupiah untuk pulang pergi.
Sesampainya di stadion, kami sedikit terkejut karena suasana stadion tampak sepi dan kurang bergairah. Hanya segelintir fans Persibo yang mendatangi stadion. Waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB, kick off pertandingan Persibo melawan Persiku Kudus dimulai.
![]() |
Stasion Letjend Sudirman, Bojonegoro |
Namun sangat disayangkan, Persiku Kudus harus takluk 0-1 atas tuan rumah Persibo Bojonegoro. Gol yang diciptakan tuan rumah berbau kontroversi. Hal inilah yang amat disayangkan oleh kubu Persiku Kudus.
Seusai laga, kami bergegas meninggalkan stadion menuju ke penginapan. Awan mendung nan gelap mengiringi perjalanan pulang dari stadion. Benar saja, hujan cukup deras melanda kawasan Bojonegoro dan sekitarnya. Itensitas hujan cukup lama. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah tergenang oleh air. Tersiar kabar bahwa beberapa wilayah Grobogan tergenang oleh air dan beberapa ruas rel kereta api tidak dapat dilalui dikarenakan terjadi longsor di dasar rel. Grobogan merupakan wilayah vital yang dilalui jalur kereta api lintas Jawa. Hal ini menyebabkan beberapa kereta tujuan Surabaya-bojonegoro-semarang-jakarta dibatalkan keberangkatannya oleh pihak PT KAI akibat banjir di Grobogan.
Beruntung, kereta api Airlangga tujuan Bojonegoro-Semarang yang sudah kami pesan dengan harga 49 ribu tidak dibatalkan. Namun dengan adanya musibah banjir di Grobogan membuat rute kereta Airlangga harus dialihkan. Kereta Airlangga dialihkan menuju ke Stasiun Gundih guna menghindari banjir.
![]() |
Stasiun Gundih |
Saat di stasiun gundih, kereta berhenti cukup lama karena harus mengganti arah lokomotif. Kemudian kereta kembali berangkat menuju stasiun Poncol Semarang. Karena pengalihan jalur ini, kereta api Airlangga terlambat sekitar 2 jam dari jadwal awal. Jika jadwal semula kami harus berdiam di kereta selama 3 jam saja, untuk kepulangan kali ini kami harus berdiam di kereta selama 5 jam.
Sesampainnya di Stasiun Poncol, kami kemudian melanjutkan perjalanan darat ke kudus menggunakan sepeda motor. Sebuah cerita perjalanan liputan bola yang cukup melelahkan dan "gawe cidro". Sudah tim kebanggaan kalah, pulang pun terdampak musibah.
